Sabai nan Aluih (Sumatera Barat)
Alkisah, di Padang Tarok, hiduplah seorang raja yang bernama Rajo Babanding. Ia memiliki anak perempuan yang sangat cantik dan rajin bernama Sabai nan Aluih. Perangai dan kecantikannya terkenal hingga ke kampung lain, termasuk salah satunya di Kampung Situjuh, di mana ada teman baik Rajo Babanding sendiri, yaitu Rajo nan Panjang.
Mengetahui sahabatnya mempunyai anak gadis yang cantik jelita, Rajo nan Panjang mengirim utusannya untuk meminangnya. Namun, ternyata pinangannya ditolak dengan alasan Rajo nan Panjang seusia dengan sang ayah. la pun bersikukuh untuk melamar langsung. Setibanya di rumah Rajo Babanding, la malah diajak untuk berunding di luar rumah. Ia menyadari bahwa pinangannya ditolak secara halus dan dirinya ditantang untuk berkelahi.
Pada hari yang ditentukan, Rajo Babanding berangkat ke Padang Panahunan ditemani seorang pembantunya. Setibanya di sana tampak Rajo nan Panjang bersama seorang pengawalnya. Tanpa aba-aba lagi, perkelahian langsung terjadi. Pertarungan antara kedua orang pengawal tidak berlangsung lama. Keduanya jatuh terkapar di tanah dengan keris menancap di tubuh masing- masing. Pertarungan antara Rajo Babanding dengan Rajo nan Panjang terus berlangsung. Namun, tiba-tiba dari balik semak, seorang pengawal Rajo nan Panjang lainnya menembakkan peluru ke dada Rajo Babanding, sehingga ia tersungkur di tanah tak sadarkan diri.
Kebetulan, ada seorang gembala yang menyaksikan peristiwa itu dan mem beritahukan kepada Sabai nan Aluih. Mendengar itu, ia segera berlari menuju Padang Panahunan dengan membawa senapan. Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan Rajo nan Panjang bersama pengawalnya. Sabai marah sekali karena menganggap Rajo nan Panjang telah berbuat curang dalam perkelahian tersebut. Namun, Rajo nan Panjang malah tertawa mengejek.
Sabai nan Aluih tidak tahan, ia langsung menarik pelatuk senapannya. Seketika itu pula, Rajo nan Panjang terjatuh ke tanah. Sedangkan pengawalnya langsung lari tunggang-langgang. Sabai nan Aluih segera menuju ke Padang Panahunan dan mendapati ayahnya sudah meninggal. Hatinya sangat sedih karena sang ayah telah pergi untuk selamanya.